MANAGEMENT 80


Pengendalian Gulma & Pengenalan Herbisida



 
Mandor PT. MSP Estate Selerong (Fahrudin & Arni Gunawan) 
 

1. Bimastar
a.
Nama Dagang
Bimastar
b.
Nama Umum
Glifosat
c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Glifosat dan 2,4 D
f.
Formulasi
AS
g.
Warna Herbisida
Coklat
h.
Waktu Aplikasi
Pada saat gulma tumbuh subur
i.
Cara Kerja

j.
Selektivitas

k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Karet, teh, jagung, kedelai
m.
Gulma Target
Berdaun sempit dan lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT nufarm indonesia jakarta selatan
o.
Nama dan alamat distribusi


2. Starane 200
a.
Nama Dagang
Starane 200
b.
Nama Umum
Glifosat
c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif

f.
Formulasi
EC
g.
Warna Herbisida
Coklat tua
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Non selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Karet, sawit, kakao, teh
m.
Gulma Target
Daun sempit dan lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi

o.
Nama dan alamat distribusi


3. Supremo 480 SL
a.
Nama Dagang
Supremo 480 SL
b.
Nama Umum
Glifosat 480
c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Asam amina glifosat
f.
Formulasi
SL
g.
Warna Herbisida
Kekuningan
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Non selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Sawit, karet, kako, teh
m.
Gulma Target
Daun sempit dan lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi

o.
Nama dan alamat distribusi



4. Touchdown 480 AS
a.
Nama Dagang
Touchdown 480 AS
b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Sulfosat 480 g/L
f.
Formulasi
Larutan dalam air
g.
Warna Herbisida
Putih kecoklatan
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Kopi, teh, karet
m.
Gulma Target
Daun sempit dan lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT.Zeneca agri product
o.
Nama dan alamat distribusi


5.Agromoxone-4
a.
Nama Dagang
Agroxone-4
b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Kalium MPCA 400g/L
f.
Formulasi
Larutan
g.
Warna Herbisida
Coklat
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Jagung, karet, padi sawah
m.
Gulma Target
Daun lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT. Zeneca agri product
o.
Nama dan alamat distribusi


6. DMA-6
a.
Nama Dagang
DMA-6
b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
2,4 dimetil amina
f.
Formulasi
Pekatan larut dalam air
g.
Warna Herbisida
Coklat tua
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Padi, tebu, teh, karet
m.
Gulma Target
Daun lebar dan sempit
n.
Nama dan Alamat Produksi

o.
Nama dan alamat distribusi


7. Toupan
a.
Nama Dagang
Toupan
b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Glifosat kalium 220g/L
f.
Formulasi
Larutan
g.
Warna Herbisida
Coklat jernih
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Sawit, kopi, jagung
m.
Gulma Target
Daun sempit, lebar dan teki
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT. Toupan persada
o.
Nama dan alamat distribusi


8. Goal 2E
a.
Nama Dagang
Goal 2E
b.
Nama Umum
Glifouren
c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
oksiflourfen
f.
Formulasi

g.
Warna Herbisida
Coklat tua
h.
Waktu Aplikasi
Pra tumbuh
i.
Cara Kerja

j.
Selektivitas

k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Bawang merah, karet, kedelai
m.
Gulma Target
Daun sempit, daun lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi

o.
Nama dan alamat distribusi


9. Indamin 72 OHC
a.
Nama Dagang

b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif

f.
Formulasi

g.
Warna Herbisida

h.
Waktu Aplikasi
Pra tumbuh
i.
Cara Kerja
Kontak
j.
Selektivitas

k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Bawang merah, karet, sawit
m.
Gulma Target
Daun lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT. Kurnia dian
o.
Nama dan alamat distribusi



 Herbisida merupkan salah satu pestisida yang berfungsi mengendalikan gulma. Untuk keperluan pengendaliannya, gulma dibedakan menjadi 3 golongan. 1) gulma berdaun lebar, seperti Boreria alata, Chromolaena odorata, Mikania sp.; 2) gulma berdaun sempit (golongan rumput), seperti Axonopus, Paspalum, Panicum repens. 3) golongan teki, seperti Cyperus rotundus, Cyperus kilinga.
Herbisida purna-tumbuh yang bersifat selektif dapat digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, golongan teki, dan beberapa jenis rumput. Keunggulan herbisida selektif ini adalah tidak membahayakan beberapa jenis tanaman pokok yang disarankan pada labelnya. Jadi, dengan menggunakan herbisida purna-tumbuh yang selektif, kita dapat mematikan gulma tanpa harus khawatir tanaman pokok rusak akibat semprotan herbisida.
Gulma yang tidak dapat dibasmi dengan herbisada selektif dapat dikendalikan dengan herbisida purna tumbuh yang berspektrum luas dan mampu membunuh hampir semua tumbuhan. Jika menggunakan herbisida ini diantara tanaman pokok yang telah tumbuh, penyemprotannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Karena kabut semprotnya dapat mematikan tanaman utama.
Herbisida purna tumbuh memiliki dua cara kerja yang berbeda, yaitu herbisida kontak dan herbisida sistemik. Pengolahan tanah atau pencabutan gulma setelah penyemprotan herbisida tidak disarankan, karena dapat mengurangi efektivitasnya. Pengolahan tanah akan memutuskan hubungan antara tajuk dan akar gulma, sehingga herbisida tidak dapat mencapai akar gulma. Jika pengolahan tanah dilakukan pada saat herbisida sistemik belum sampai mematikan rhizome atau stolon,gulma baru akan segera tumbuh dari  rhizome  atau  stolon  yang  terputus tadi.
B.    Sifat dan Cara Kerja Herbisida
a.      Klasifikasi herbisida
Hampir sejalan dengan pembagian gulma, secara tradisional herbisida dibagi menjadi tiga kelompok.
Herbisida yang kuat mengendalikan gulma dari kelompok rumput, misalnya alaktor, butaklor, ametrinfluazifop.
Herbisida yang kuat dalam mengendalikan gulma daun lebar, misalnya 2,4-D, MCPA. Herbisida yang aktif terhadap semua kelompok gulma. Herbisida ini disebut pula sebagai herbisida yang non-selektif. Herbisida jenis ini mampu membunuh semua tumbuhan hijau, misalnya glifosat glufosinat, dan paraquat.
Berdasarkan bidang sasaran, yaitu kemana herbisida di tersebut diaplikasikan, herbisida diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :
Herbisida yang diaplikasikan ke tanah.Bekerja umumnya dengan cara menghambat perkecambahan gulma atau membunuh biji-biji gulma yang masih berada dalam tanah dan umumnya disemprotkan sebelum gulma tumbuh.
Herbisida yang diaplikasikan ke daun-daun gulma.Herbisida yang diaplikasikan langsung pada daun-daun gulma yang tentunya sudah tumbuh. Herbisida yang digunakan herbisida pasca-tumbuh.
Menurut gerakannya pada gulma sasaran, herbisida juga bisa dibagi menjadi dua golongan berikut.
1.  Herbisida kontak (non-sistemik), yaitu herbisida yang membunuh jaringan jaringan gulma yang terkena langsung oleh herbisida tersebut dan tidak ditranslokasikan di dalam jaringan tumbuhan, sehingga hanya mampu membunuh bagian gulma yang berada di atas tanah.
2.  Herbisida sistemik, yaitu herbisida yang bisa masuk ke dalam jaringan tumbuhan dan ditranslokasikan ke bagian tumbuhan lainnya. Oleh karena sifatnya yang sistemik, herbisida ini mampu membunuh jaringan gulma yang berada di dalam tanah (akar, rimpang, umbi).

Penggolongan herbisida tersebut juga membawa implikasi terhadap penggolongan berdasarkan cara dan saat penggunaannya.
1.      Herbisida pratumbuh, Herbisida ini diaplikasikan pada tanah sebelum gulma tumbuh.
2.      herbisida purna-tumbuh, Herbisida ini diaplikasikan saat gulma sudah tumbuh.
Herbisida yang selektif terhadap suatu tanaman belum tentu selektif terhadap tanaman lainnya. Misalnya, herbisida yang brbahan aktif atrazin dan ametrin sangat selektif bagi tanaman jagung, tebu dan nanas. Namun, atrazin dan ametrin tidak selektif terhadap padi.
Selektifitas herbisida dipengaruhi oleh dua hal, yaitu :
Faktor yang berhubungan dengan herbisidanya.
Selektivitas Fisiologik, Selektivitas Fisiologik merupakan selektivitas bawaan dari herbisida untuk memilih sasaran (mematikan tumbuhan yang satu tetapi tidak mematikan lainnya).
Selektivitas Fisik, Selektivitas fisik disebabkan oleh adanya zat atau lapisan tertentu pada tanaman yang mampu menahan herbisida, sehingga herbisida tidak dapat mencapai bagian tanaman yang peka.
Pengaruh teknik penggunaanya.
Selektivitas Posisional, Selektivitas posisional memanfaatkan perbedaan posisi dari bagian-bagian tanaman dan gulma yang peka terhadap pestisida.
Selektivitas karena Teknik Aplikasi, Dengan memanfaatkan teknik aplikasi khusus, herbisida yang nonselektif dapat digunakan pada berbagai jenis tanaman.












Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Comments